MAKALAH
INOVASI KURIKULUM
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
inovasi pendidikan
Disusun Oleh :
§
Isti
Restu Annisa ( 063161111090 )
§
Siti
Nurannisa ( 063161111140 )
§
Lela
Nurlaela ( 063161111088 )
§
Laela
Amul Jadidah ( 063161111085 )
§
Cipta
Alam Pesona ( 063161111079 )
§
Euis
Naeli Alawiyah (063161111100)
( Prody PGSD )
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUKABUMI
( UMMI )
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia sertaRidha-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang ”InovasiPendidikan”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah supervise pendidikan.makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang kemudian bermanfaat
bagi kita.
Selama
mengerjakan tugas makalah ini, kami telah banyak
menerima bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1.
Dosen
pembimbing yang telah memberikan kami pengarahan, nasihat dalam pembuatan
makalah ini.
2.
Orang tua yang
telah memberikan dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini.
3.
Rekan-rekan
serta semua pihak yang tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap karya tulis ini dapat berguna dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya. Kami mengharapkan kritik dan saran
untuk kemajuan di masa-masa mendatang. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Sukabumi, 9 Mei 2013
Penyusun
(kelompok
3)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................………………… i
DAFTAR ISI...................................................................................……… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan
masalah.............................................................................. 3
1.3 Metode
penulisan................................................................................ 3
1.4 Sistematika
penulisan……………….................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inovasi
Kurikulum........................................................... 4
2.2 Konsep dan Inovasi
Pengembangan Kurikulum............................... 6
2.3 Beberapa pengembangan
inovasi kurikulum di indonesia................ 8
2.3.1 Inovasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi........................................ 8
2.3.2 Inovasi Kurikulum
Berbasis Masyarakat.......................................... 14
2.3.3 Inovasi Kurikulum
Berbasis Keterpaduan.............................……... 17
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan......................................................................................... 20
3.2
Saran.................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................
……………….. 21
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perkembangan
pendidikan akan seiring sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri
masyarakat selalu berkembang. Terdapat kelompok masyarakat yang berkembang
sangat cepat, tetapi ada pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dan
perkembangan teknologi, komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti
ini perubahan-perubahan di masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek
perubahan di masyarakat akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat,
pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
Mobilitas
yang tinggi mempercepat segala aspek kehidupan dan pemerataan pembangunan
antara pusat dan daerah. Komunikasi yang sangat cepat, lancar, dan akurat
memudahkan seseorang memperoleh informasi yang sangat berharga bagi kepentingan
bisnis, pemerintahan, pendidikan dan hobi. Produk yang sangat nampak terjadi
proses pembaruan, pertentangan atau konflik antara sektor budaya, sosial dan
agama. Melalui proses akulturasi , pertentangan, konflik kepentingan seharusnya
dapat dikurangi secara perlahan.
Inovasi
sebagai salah satu bentuk perubahan yang berkembang di masyarakat, inovasi
terkait dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan menolak
hasil dari inovasi. Inovasi diartikan sebagai penemuan dimaknai sebagai sesuatu
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun
invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam
inovasi tercakup discovery dan invensi.
Inovasi
dapat menjadi positif atau negatif apabila inovasi positif didefinisikan
sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan
memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut
karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan
hilang. Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di
sini ada unsure keputusan yang mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi
dapat dimaknai sebagai proses keputusan Inovasi (Innovation decision Process).
Kita
selalu menggunakan kurikulum dalam kehidupan sehari-hari. Setiap menit kita
mempunyai tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tugas itu selalu
dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan harapan hasilnya
memuaskan. Dalam konteks global, khususnya dalam pengembangan kurikulum secara
nasional, antar negara, kurikulum nasional yang akan dianut, kondisi sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Sehingga
inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan
mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.
Intinya
dalam inovasi kurikulum dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa
pembaharuan itu memang harus dilakukan dan diperlukan. Dalam menyikapi suatu
perubahan, setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai
pada tahap implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan
perkembangan sekolah tersebut. Sering terjadi sekolah menerima suatu perubahan
tanpa memperhitungkan mengapa mereka mengadopsinya, apa dampak perubahan itu
bagi guru, siswa, dan masyarakat luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang
pembaharuan itu digembor-gemborkan sebagai suatu model yang akan menjadi contoh
bagi sekolah lain.
Tujuan
kurikulum adalah:
1) Memperkenalkan
siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan,
keterampilan yang dinilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
2) Membekali
siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup dimasyarakat,
seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
3) Membekali
siswa agar hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari
rumusan permasalahan dan tujuan dari inovasi dan kurikulum di atas, maka dapat
dirumuskan tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk:
1. Merumuskan
pengertian inovasi kurikulum.
2. Konsep
dan Inovasi Pengembangan Kurikulum
3. Mendefinisikan
karakteristik dalam inovasi kurikulum.
4. Merumuskan
substansi perubahan kurikulum.
5. Menguraikan
pengembangan kurikulum berbasis masyarakat.
1.3
Metode
Penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah pengembangan
inovasi kurikulum yang sesuai dengan substansi yang ada. Adapun metode
penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah metode deskiptif, dimana penulis
memadukan dari beberapa rekomendasi serta literatur baik melalui situs internet
maupun kajian pustaka.
1.4
Sistematika
Penulisan
Dalam pembuatan makalah
ini, saya menyimpulkan menurut sepengetahuan saya, dan mencari sumber-sumber
lain di buku dan di internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Inovasi Kurikulum
Inovasi
dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus
dilakukan dan diperlukan. Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan
kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu
yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan
sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya).
Dengan
demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan
melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim
(1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide,
barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi adalah an idea, practice
or object thatperceived as new by an individual or other unit of adoption.
Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun
teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan.
Inovasi dapat berupa ide, proses dan
produk dalam berbagai bidang.
Inovasi
yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas
pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru
dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat
menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Sementara
itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil
teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta
pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan
pendidikan. Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi
dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Subandiyah,
1992:80).
Sehingga
inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan
mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Inovasi sendiri terkait
dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan menolak hasil
dari inovasi.
Ibrahim
(1988: 71-73) menyebutkan bahwa tipe keputusan inovasi pendidikan termasuk
didalamnya inovasi kurikulum dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
- Keputusan
inovasi pendidikan opsional, yang mana pemilihan menerima atau menolak
inovasi berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu secara mandiri
tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sosial lain;
- Keputusan
inovasi pendidikan kolektif, yang mana pemilihan menerima dan menolak
inovasi berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama atas kesepakatan
antar anggota sistem sosial.
- Keputusan
inovasi pendidikan otoritas, yang mana pemilihan untuk menerima dan
menolak inovasi yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang
mempunyai kedudukan, status, wewenang dan kemapuan yang lebih tinggi
daripada anggota lain dalam sistem sosial;
- Keputusan
inovasi pendidikan kontingen, yang mana pemilihan untuk menerima atau
menolak keputusan inovasi pendidikan baru dapat dilakukan setelah ada
keputusan yang mendahuluinya.
Kita
selalu menggunakan kurikulum dalam kehidupan sehari-hari. Setiap menit kita
mempunyai tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tugas itu selalu
dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan harapan hasilnya
memuaskan.
Salah
satu usaha yang amat besar dalam memperbaharui kurikulum terjadi pada kurun
waktu tahun enam puluhan (1960-an), khususnya setelah peluncuran pesawat
sputnik Uni Sovyet. Amerika Serikat sangat tertantang dan yang pertama dibenahi
dan disempurnakan adalah kurikulum persekolahannya. Saat itulah disebut era
pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum mencakup semua aspek kurikulum,
seperti mata perlajaran, isi atau konten, proses belajar mengajar, metode,
pengelolaan waktu yang lebih baik, dan perolehan hasil belajar siswa. tentu
yang lebih baik.
Dalam
menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan
tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai
dengan perkembangan sekolah tersebut. Sering terjadi sekolah menerima suatu
perubahan tanpa memperhitungkan mengapa mereka mengadopsinya, apa dampak
perubahan itu bagi guru, siswa, dan masyarakat luas. Kemudian, sekolah yang
dijadikan ajang pembaharuan itu digembor-gemborkan sebagai suatu model yang
akan menjadi contoh bagi sekolah lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
untuk memastikan apakah satu sekolah perlu melakukan suatu perubahan.
2.2
Konsep
dan Inovasi Pengembangan Kurikulum
Beberapa
faktor yang dijadikan landasan dalam merencanakan kurikulum yaitu:
- Pertama
asas filosofis yang berkenaan dengan sistem nilai, pandangan, dan norma
suatu masalah.
- Kedua,
asas psikologis yang berkenaan dengan cara belajar siswa dan faktor yang
menghambat.
- Ketiga,
asas sosiologis berkenaan dengan penyampaian kurikulum dalam masyarakat,
apakah sudah sesuai atau belum terhadat tuntutan masyarakat.
- Terakhir,
asas organisasi berkenaan dengan bentuk penyajian bahan pelajaran.
Hal
yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pengembangan kurikulum yaitu pertama
prinsip relevansi dan pemecahan masalah yaitu disusun sesuai kebutuhan hidup
siswa, sehingga berguna nantinya. Kedua, prinsip efektivitas dan motif yaitu
dijadikan pendorong agar tercapai kurikulum tersebut. Ketiga, prinsip efisiensi
dan latar yaitu memanfaatkan segala sesuatu yang ada. Keempat, prinsip
kontinyuitas yaitu materi disampaikan dari dari tingkat dasar kemudian
berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Kelima, prinsip fleksibilitas dan
perbedaan individu yaitu kemungkinan siswa berkembang untuk memiliki alternatif
lain untuk dapat melayani perbedaan individu. keenam, prinsip belajar sambil
bekerja yaitu dimana individu mengalami langsung apa yang dia pelajari.
Terakhir, prinsip menemukan bertujuan agar siswa dapat menemukan fakta dari apa
yang dia pelajari.
Untuk
mewujudkan pengajaran perlu dilakukan pengembangan. Di tingkat nasional,
kurikulum dikembangkan dengan sistem sentralisasi. Tingkat daerah, perlu
dikembangkan kurikulum muatan lokal. Tingkat sekolah, meliputi pengembangan
program catur wulan, mingguan, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler. Tingkat
kelas, berupa penyusunan Satuan Pelajaran dengan pedoman GBPP.
Masalah-masalah
yang terjadi dalam inovasi kurikulum dibedakan menjadi empat :
- masalah
relevansi pendidikan berkaitan dengan tujuan tuntutan di era modern.
- masalah
mutu berkaitan dengan peningkatan aspek pendidikan demi menghasilkan
lulusan yang berkualitas.
- masalah
efisiensi yang berkaitan dengan usaha memanfaatkan kesempatan dalam proses
pendidikan.
- pemerataan
pendidikan yaitu member kesempatan pada mereka yang belum pernah mengenyam
pendidikan dengan sistem desentralisasi.
Dalam
penyusunan kurikulum, perlu diperhatikan struktur materi. Hubungan vertikal
yakni materi pengajaran berkaitan dengan waktu. Hubungan horizontal, yaitu
materi pengajaran dalam kelas berkaitan antara materi pelajaran lainnya. Dan,
terdapat tiga kriteria dalam struktur materi, yaitu berkesinambungan,
berurutan, dan keterpaduan.
Inovasi
dalam pendekatan belajar mengajar dapat dilakukan antara lain, pertama
pengalaman belajar yang merupakan aktivitas siswa dalam menangkap dan
mengembangkan materi yang disampaikan guru. Kedua, cara belajar siswa aktif
yaitu perubahan posisi siswa dari objek belajar menjadi subjek yang belajar
dengan melibatkan keaktifan mentalnya (menyukai materi), intelektualnya (cara
berpikir), dan sosialnya (mendiskusikan materi dengan teman). Dan yang ketiga,
belajar proses yaitu belajar tidak harus selalu dihafal tetapi bagaimana proses
penerimaan materi.
Guru
memerlukan inovasi dalam penyampaian materi. Sistem penyampaian dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu sistem modul dan sistem paket belajar. Sistem modul
bertujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri dan guru sebagai pembimbing,
sehingga ada kesempatan bagi mereka yang ada di daerah terpencil. Sistem paket
belajar bertujuan agar siswa mendapat bekal keterampilan yang berguna bagi
hidupnya kelak.
Kemudian,
inovasi sistem penilaian pada evaluasi pembelajaran dibagi menjadi enam cara
yaitu tes non kertas (tes non tertulis), tes dalam kondisi wajar (penilaian
secara diam-diam), tes home tes (berupa pekerjaan rumah/ PR), performance
(praktik), portofolio (pengumpulan tugas-tugas dalam kurun waktu tertentu),
rubrik (penilaian menggunakan kriteria tertentu berdasarkan kinerja
pembelajaran)
2.3
Beberapa
pengembangan inovasi kurikulum di Indonesia
2.3.1
Inovasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dikatakan
sebagai salah satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculannya seiring dengan
munculnya semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan
Pemerintah. Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk memberikan
keahlian dan keterampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan
untuk meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang
berharkat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan
kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya.
- Pengertian
Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum
berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan
belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dan mengembangkan
sekolah (Depdiknas, 2002).
KBK
berorientasi bahwa siswa bukan hanya memahami materi pelajarn untuk
mengembangkan kemampuan intelektual saja, melainkan bagaimana pengetahuan itu
dipahaminya dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupan nyata.
Gordon (1988) menyarankan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi
adalah: pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan untuk melakukan proses
berfikir. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang
dimiliki individu. Keterampilan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu
untuk melakukan tugas yang dibebankan. Nilai (value), yaitu suatu standar
perilaku yang telah diyakini sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya.
Sikap ( attitude), yaitu perasan atau reaksi terhadap suatu rangsang yang
datang dari luar, perasaan senang atau tidak senang terhadap sesuatu masalah.
Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
tindakan atau perbuatan untuk mempelajari materi pelajaran.
- Karakteristik
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam
KBK siswa tidak sekedar dituntut untuk memahami sejumlah konsep, akan tetapi
bagaimana konsep yang dipelajari berdampak pada perilaku dan pola pikir dan
bertindak sehari-hari. Dan dalam KBK pun menghargai bahwa setiap siswa memiliki
kemampuan, minat dan bakat yang berbeda sehingga diberikan peluang kepada siswa tersebut untuk
belajar sesuai dengan keberagaman dan kecepatan masing-masing. Oleh karena itu
dalam KBK, proses pembelajaran harus didesain agar dapat melayani setiap
keberagaman tersebut.
Karakteristik
Utama KBK sebagai sebuah Kurikulum:
- KBK
memuat sejumlah kompetensi dasar sebagai kemampuan standar minimal yang
harus dikuasai dan dicapai siswa.
- Implementasi
pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan
memperhatikan keberagaman setiap individu.
- Evaluasi
dalam KBK menekankan pada evaluasi dan proses belajar.
Depdiknas
(2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci, yaitu:
- Menekankan
pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal,
artinya isi KBK intinyasejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan
kompetensi inilah sebagai standar minimal atau kemampuan dasar.
- Berorientasi
pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi
adasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang
dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian tentu saja
bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda setiap siswa.
- Penyampaian
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
sesuai dengan keberagaman siswa.
- Sumber
belajar bukan hanya untuk guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi
unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah
siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
- Penilaian
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil dan proses belajar
sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
Setelah
memahami karakteristik KBK, maka sebenarnya apa yang ingin dicapai oleh KBK
adalah mengembangkan peserta didik untuk menghadapi perannya di masa mendatang
dengan cara mengembangkan sejumlah kecakapan hidup. Kecakapan hidup merupakan
kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk terbiasa berani menghadapi
problem kehidupan secara wajar kemudian secara kreatif mencari solusi untuk
mengatasinya.
- Pengembangan
Kurikulum
Pengembangan
kurikulum adalah suatu proses kompleks dan melibatkan berbagai faktor terkait.
Pengembangan KBK memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa paduan:
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. penerapan KBK memungkinkan
guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran
belajar yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang
dipelajari. Karena itu peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan
kompetensi yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar,
sehingga peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan sejumlah
kompetensi tertentu sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke penguasaan sejumlah
kompetensi berikutnya.
ÿ Asas Pengembangan KBK
- Asas
Filisofis
Berkenaan
dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Sistem nilai erat kaitannya dengan
arah dan tujuan yang musti tercapai. Itu sebabnya dalam KBK, filsafat sebagai
sistem nilai menjadi sumber utama dalam merumuskan tujuan dan kebijakan
pendidikan. Di Indonesia sistem nilai yang berlaku adalah Pancasila. Dengan
demikian isi KBK yang disusun harus memuat dan mencerminkan tentang kandungan
nilai-nilai pancasila.
- Asas
Psikologis
Berhubungan
deng aspek kejiwaan dan perkembangan peserta didik. Secara psikologis anak
didik memiliki perbedaan baikminat, bakat maupun potensiyang dimilikinya.
Dengan demikian baik tujuan, isi maupun strategi pengembangan KBK harus
memperhatikan kondisi tahapan perkembangan dan psikologi belajar peserta didik.
- Asas
Sosiologis
Hal
ini berdasarkan pada asumsi bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak
didik agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Karena itu kurikulum
sebagai alat da pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Ketiga
asas tersebut merupakan landasan pokok KBK sebagai pedoman dan perangkat
perencanaan, implementasi dan pelaksanaan yang dibingkai oleh tiga sisi yang
sama-sama penting.
ÿ
Prinsip Pengembangan KBK
Proses
pengembangan KBK harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip pengembangan KBK
sebagai berikut:
- Peningkatan
keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilai-nilai budaya.
- Keseimbangan
etika, logika, estetika, dan kinestetika.
- Penguatan
integritas nasional.
- Perkembangan
pengetahuan dan teknologi informasi.
- Pengembangan
kecakapan hidup yang meliputi keterampilan diri, keterampilan berpikir
rasional, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional.
- Pilar
pendidikan.
- Komprehensif
dan berkesinambungan.
- Belajar
sepanjang hayat.
- Diversifikasi
kurikulum.
- Implikasi
KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran
ÿ
Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang
dimiliki anak didik. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus berorientasi
pada siswa sebagai subjek bukan sebagai objek pembelajaran.
Untuk
itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang kegiatan
pembelajaran, diantaranya:
- Rancangan
kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk
mencari, mengolah, menemukan sendiri pengetahuan. Kegiatan pembelajaran
hendaknya dirancang agar siswa dapat mengembangkan keterampilan dasar mata
pelajaran yang bersangkutan.
- Rancangan
pembelajarn harus disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana
pembelajarn yang tersedia.
- Pembelajarn
harus dirancang dengan mengordinasikan berbagai pendekatan belajar.
- Pembelajaran
harus dapat memberikan pelayanan terhadap kebutuhan individual siswa
seperti bakat, minat, kemampuan, latar belakang sosial ekonomi.
- Pengembangan
Proses Pembelajaran
KBK
sebagai sebuah kurikulum yang menekankan kepada pencapaian kompetensi, memiliki
implikasi terhadap proses pembelajaran yang musti dilakukan guru dan siswa.
Konteks pembelajaran yang diinginkan KBK, guru bertindak dan berusaha
menyediakan waktu dan tempat agar siswa belajar. Proses pembelajarn tidak hanya
diarahkan semata-mata agar siswa mampu menguasai sejumlah materi pembelajaran
akan tetapi pembelajaran lebih diarahkan kepada penguasaan kompetensi tertentu
sesuai dengan kurikulum.
- Pengembangan
Evaluasi
Evaluasi
merupakan proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan seperti orang, benda, kegiatan, keadaan kesatuan tertentu.
Karakteristik evaluasi meliputi, pertama evaluasi merupakan suatu proses atau
tindakan, kedua proses tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai.
Evaluasi suatu proses, evaluasi terdiri dari pengumpulan data dan informasi
tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil
belajar siswa berdasarkan informasi yang telah diperoleh. Sebagai bentuk
kurikulum yang menghendaki ketercapaian kompetensi, aspek alat dan bentuk
penilaian harus dilakukan seimbang baik tes maupun non tes sesuai dengan fungsi
evaluasi sebagai fungsi formatif maupun sumatif. Kedua fungsi evaluasi ini
sangat penting artinya sebagai jawaban penerapan diberlakukannya KBK.
2.3.2
Inovasi
Kurikulum Berbasis Mayarakat
Perkembangan
pendidikan anak sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri masyarakat
selalu berkembang. Ada kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi
ada pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dari perkembangan teknologi,
komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di
masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di masyarakat
akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan,
sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
- Pengertian
Kurikulum Berbasis Masyarakat
Kurikulum
berbasis masyarakat yang bahan dan objek kajiannya kebijakan dan ketetapan yang
dilakukan di daerah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial,
ekonomi, budaya dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu
dipelajari oleh siswa di daerah tersebut. Bagi siswa berguna untuk memberikan
kemungkinan dan kebiasaan untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal.
Kemungkinan lain mencegah dari keterasingan lingkungan, terbiasa dengan budaya
dan adat istiadat setempat dan berusaha mencintai lingkungan hidup, sehingga
sebutan kurikulum ini disebut kurikulum berbasis wilayah.
Tujuan:
- Memperkenalkan
siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan,
keterampilan yang nilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
- Membekali
siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup mereka di
masyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
- Membekali
siswa agar bisa hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kurikulum
berbasis masyarakat memiliki beberapa keuntungan antara lain: pertama,
kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua,
kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan
finansial, profesional maupun manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru
sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada
motivasi kepada sekolah khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk
mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan
demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
- Karakteristik
Kurikulum Berbasis Masyarakat
Model
pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk kurikulum yang
memadukan antara sekolah dan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam
masyarakat atau membawa masyarakat ke dalam sekolah guna mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
ÿ
Karakteristik pembelajaran pada
kurikulum berbasis masyarakat:
- Pembelajaran
berorientasi pada masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar
bersumber pada buku teks.
- Disiplin
kelas berdasarkan tanggungjawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau
kebebasan.
- Metode
mengajar terutama dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi
kebutuhan perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok.
- Bentuk
hubungan atau kerjasama sekolah dan masyarakat adalah mempelajari
sumber-sumber masyarakat, menggunakan sumber-sumber tersebut, dan
memperbaiki masyarakat tersebut.
- Strategi
pembelajaran meliputi karyawisata, manusia(nara sumber), survei
masyarakat, berkemah, kerja lapangan, pengabdian masyarakat, KKN, proyek
perbaikan masyarakat dan sekolah pusat masyarakat.
ÿ
Kegiatan siswa dan guru
Kegiatan
siswa, mustinya mempertimbangkan pemberian peluang bagi siswa untuk mencari,
mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru. Dan materi
pembelajarnnya pun harus dapat memberikan pembekalan kemampuan atau kecakapan
kepada peserta didik dan mempunyai serta dapat hidup mandiri dengan menggunakan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dipelajari.
Guru
dalam kurikulum berbasis masyarakat berperans sebagai fasilitator, sumber
belajar, pembina, konsultan, sebagai mitra kerja yang memfasilitasi siswa dalam
pembelajaran. Sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan,
dan keterampilan yang kuat untuk dignakan dalam mengadakan hubungan timbal
balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar.
- Penilaian
dalam kurikulum berbasis pada masyarakat
Penilaian
ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu
disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK ini dilakukan dengan mengumpulkan
kerja siswa (fortofolio), hasil karya (penugasan), kinerja, dan tes tertulis.
Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian prestasi
siswa selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Semua sumber di masyarakat
sebagai laboratorium untuk praktik sesuai kepentingan pembelajaran siswa.
Masyarakat secara keseluruhan memiliki berbagai dimensi seperti: keluarga,
teknologi, ekonomi, politik, budaya, sosial dan kehidupan lainnya.
- Pengembangan
Kurikulum Berbasis Masyarakat
Komponen-komponen
kurikulum berbasis masyarakat:
- Tujuan
dan filsafat pendidikan dan psikologi belajar.
- Analisis
kebutuhan masyarakat sekitar termasuk kebutuhan siswa.
- Tujuan
kurikulum.
- Pengorganisasian
dan implementasi kurikulum.
- Tujuan
pembelajaran.
- Strategi
pembelajaran mencakup model-model pembelajaran.
- Teknik
evaluasi (proses dan produk).
- Implementasi
strategi pembelajaran.
- Penilaian
dalam pembelajaran dan
- Evaluasi
program kurikulum.
2.3.3
Inovasi
Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum
terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individual
maupun klasikal aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara
holistik bermakna dan otentik. Semuanya menekankan pada cara menyampaikan
pelajarn yang bermakna dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Melalui pembelajaran terpadu diharapkan para siswa memperoleh pengetahuan
secara menyeluruh dengan cara mengaitkan satu pelajaran dengan pelajaran lain.
- Pengertian
Kurikulum Berhubungan dan Berisi Keterpaduan
Pendekatan
keterpaduan merupakan suatu sistem totalitas yang terdiri dari komponen yang
saling berhubungan dan berinteraksi baik antar komponen dengan komponen maupun
antar komponen dengan keseluruhan, dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya. Dengan demikian, pendekatan sistem menitik beratkan pada
keseluruhan, lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan interaksi antara
bagian-bagian dengan keseluruhan. Konsep keterpaduan pada hakekatnya menunjuk
pada keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelngkapan, kompleks, yang ditandai oleh
interaksi dan interpendensi anatar komponen-komponennya. Ini berarti organisasi kurikulum secara
terpadu, suatu bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai
mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan.Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar
bagi para siswa.
- Komponen
Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Komponen
kurikulum berbasis keterpaduan saling berkaitan yaitu sub sistem masukan yakni
siswa, sub sistem proses yakni metode, materi dan masyarakat, sub sistem produk
yakni lulusan yang dikaitkan komponen evaluasi dan umpan balik. Masing-masing
komponen saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam rangka
untuk mencapai tujuan.
Komponen
lulusan adalah produk sistem kurikulum yang memenuhi harapan kuantitas yakni
jumlah lulusan sesuai dengan kebutuhan dan harapan kualitas yakni mutu lulusan
ditinjau dari segi tujuan intrinsik dan ekstrinsik.
Komponen
metode terdiri dari program pembelajarn, metode penyajian, bahan dan media
pendidikan. Sedangkan komponen materi terdiri dari fasilitas, sarana dan
prasarana, perlengkapan dan biaya. Komponen evaluasi untuk menilai keberhasilan
proses kurikulum dan ketercapaian tujuan kurikulum. Evaluasi dilaksanakan dalam
bentuk evaluasi formatif dan summatif. Komponen umpan balik berguna untuk
memberikan informasi dalam rangka umpan balik demi perbaikan sistem kurikulum.
Komponen masyarakat merupakan masukan eksternal dalam bidang sosial dan budaya,
yang berfungsi sebagai faktor penunjang dan turut mewarnai pelaksanaan
kurikulum secara keseluruhan.
- Karakteristik
Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum
terpadu merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai
mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan. Dengan demikian, kurikulum terpadu mengintegrasikan komponen mata
pelajaran sehingga batas-batas mata pelajaran tersebut sudah tidak nampak lagi,
dikarenakan telah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit.
Ciri-ciri
bentuk organisasi kurikulum terpadu: berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi
pancasila, berdasarkan psikologi belajar Gestalt, berdasarkan landasan
sosiologis dan sosio kultural, berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat
perkembangan pertumbuhan peserta didik, ditunjang oleh semua mata pelajaran
atau bidang studi yang ada, sistem penyampainnya dengan menggunakan sistem
pengajaran unit yakni unit pengalaman dan unit mata pelajaran dan peran guru
sama aktifnya dengan peran peserta didik, bahkan peran siswa lebih menonjol dan
guru cenderung berperan sebagai pembimbing atau fasilitator.
- Prosedur
Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum
terpadu yang berangkat dari bentuk rencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk
pembelajaran unit. Rencana umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum
yang berpusat pada bidang masalah, idea, core atau thema tertentu yang dapat
digunakan untuk melaksanakan suatu pengajaran unit.
Dengan
perkataan lain, resource unit adalah unit-unit yang telah siap dibuat dan
disusun secara umum, lengkap dan luas serta merupakan reservoir bagi
pengembangan pembelajaran unit.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Inovasi
Kurikulum merupakan suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi
bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Inovasi dilakukan apabila
guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan
diperlukan.
Sampai
saat ini telah mengalami perubahan penyempumaan (inovasi) kurikulum mulai dari
tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Implernentasi suatu inovasi
kurikulum dimaksudkan untuk mengikuti perkembangan jaman dan meningkatkan mutu
suatu satuan pendidikan. Namun, sering inovasi-inovasi tersebut mengalami
kegagalan dan tidak pernah diimplementasikan. Inovasi kurikulum ini bukan hanya
perubahan pemikiran, tetapi yang paling penting adalah perubahan perilaku dalam
pembelajaran. cepat atau lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat atau
sekolah tergantung pada karakteristik inovasi.
3.2
Saran
Dari
beberapa kajian dalam makalah yang kami buat, kami merekomendasikan pernyataan
sebagai berikut:
- Setiap
sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap
implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan
sekolah tersebut.
- Kompetensi
harus didemonstrasikan sesuai dengan standar yang ada di lapangan kerja.
- Dinamika
masyarakat yang semakin berkembang namun tetap pada koridor yang
semustinya, pengetahuan dan tekhnologi berkembang, namun tidak mengurangi
kebiasaan serta pola-pola kehidupan masyarakat sebelumnya
DAFTAR
PUSTAKA
http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/25/konsep-dasar-dan-inovasi-pengembangan-kurikulum-444935.html
di terbitkan oleh frendy maulana pkl 08:00
http://www.scribd.com/doc/14540329/INNOVASI-KURIKULUM
diakses tanggal 09-05-2012
0 komentar:
Posting Komentar